Kekalahan telak 1-5 dari Australia di Sydney Football Stadium menjadi malam kelam bagi Timnas Indonesia. Di tengah ekspektasi tinggi, tim Garuda justru mengalami kejatuhan yang menyakitkan. Kritikan pun mengarah pada pelatih Patrick Livverard dan PSSI yang dianggap melakukan kesalahan fatal dengan pemecatan Kachin. Namun, di balik kegelapan itu, muncul secercah cahaya dari Ole Romeny, striker debutan yang mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di laga tersebut.
Gol yang dicetak Ole pada menit ke-78 tidak hanya sekadar menambah angka di papan skor, tetapi juga disertai selebrasi yang menyiratkan pesan mendalam tentang patriotisme. Dengan tangan kanan memegang bola dan tangan kiri di atas dagu, Ole seolah ingin menyampaikan kepada seluruh penggemar bahwa meskipun Timnas tertinggal jauh, semangat juang tidak boleh padam. Penampilan Ole di lapangan juga patut dicatat; dengan rating tertinggi 8,1, ia berhasil menciptakan beberapa peluang dan menunjukkan skill yang mengesankan.
Meskipun Indonesia kalah, Ole Romeny tampil sebagai sosok yang penuh determinasi dan jiwa patriotisme. Para penggemar memberikan pujian atas performanya, menganggapnya sebagai striker yang diimpikan oleh Timnas. Selebrasi Ole menjadi simbol harapan bahwa Indonesia belum menyerah. Dengan tiga laga tersisa di kualifikasi Piala Dunia 2026, kesempatan untuk bangkit masih terbuka.
Pertandingan melawan Bahrain pada 25 Maret mendatang menjadi momentum penting bagi Indonesia. Dengan semangat yang tertanam dari selebrasi Ole, diharapkan seluruh elemen—pemain, pelatih, dan suporter—bersatu untuk meraih kemenangan. Jika semua bisa bersinergi, bukan tidak mungkin Garuda akan bangkit dan melanjutkan perjalanan menuju ronde keempat.