Panitia AFF menghadapi tantangan besar dalam menarik minat suporter untuk menonton semifinal Piala AFF 2024 yang mempertemukan Filipina versus Thailand dan Singapura versus Vietnam. Tiket pertandingan tidak laku, menunjukkan penurunan pamor turnamen yang sebelumnya dianggap bergengsi di Asia Tenggara. Dalam upaya mendongkrak antusiasme penonton, pelatih Filipina, Albert Capellas, bahkan memohon kepada suporter untuk hadir dan memberikan dukungan bagi timnas mereka.
Kondisi sepi penonton ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan panitia, termasuk Presiden AFF, Kief Samet, yang mengakui kerugian finansial yang signifikan akibat absennya Indonesia dari semifinal. Banyak suporter dari negara ASEAN, termasuk Thailand dan Vietnam, menyatakan kekecewaan mereka, menganggap semifinal tanpa Indonesia terasa kurang bergengsi. Kritikan juga dilayangkan terhadap keputusan wasit Jepang, Koji Takasaki, yang dinilai kontroversial dan mencederai nilai sportivitas.
Untuk menarik perhatian publik, AFF berencana memberikan hadiah Natal dan Tahun Baru, termasuk potongan harga tiket, merchandise eksklusif, dan undian berhadiah. Namun, langkah ini dianggap oleh banyak pihak sebagai upaya panik untuk menyelamatkan turnamen yang kehilangan daya tarik. Menjelang laga, laporan menunjukkan bahwa tiket yang terjual tidak mencapai 30% dari kapasitas stadion.
Kehadiran Indonesia di semifinal dianggap krusial, baik untuk dukungan penonton maupun pendapatan turnamen. Tanpa partisipasi Indonesia, suasana pertandingan dianggap kurang hidup, dan presiden AFF memperkirakan kerugian yang mencapai jutaan dolar AS. Jika masalah sportivitas dan integritas ini tidak segera ditangani, potensi boikot dari negara-negara besar di ASEAN dapat menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan Piala AFF di masa depan. Suporter berharap AFF segera melakukan perubahan signifikan untuk mengembalikan kepercayaan dan nilai kompetitif turnamen.
