Maarten Paes, penjaga gawang Timnas Indonesia, mengungkapkan rasa antusiasme dan harapannya untuk membimbing Cahya Supriadi, kiper muda yang menunjukkan performa gemilang di Piala AFF 2024. Meskipun Indonesia gagal meraih gelar, penampilan Cahya berhasil menarik perhatian banyak pihak, termasuk Paes yang memuji bakat dan potensinya.

Cahya, yang tampil menawan di beberapa laga, berhasil menyelamatkan gawangnya dari kebobolan dengan beberapa penyelamatan spektakuler. Dalam pertandingan melawan Filipina, ia dinyatakan sebagai Man of the Match berkat aksi-aksi briliannya, termasuk blok sundulan yang krusial. Paes melihat potensi besar dalam diri Cahya dan berharap ia dapat segera beradaptasi dan belajar dari kiper-kiper senior di timnas.

Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada Rafael Striker, yang kinerjanya selama Piala AFF 2024 tidak memenuhi harapan. Meskipun menjadi pemain kunci, Striker tak berhasil mencetak gol dalam empat pertandingan, yang membuatnya menerima kritik tajam. Pelatih Shin Tae-yong memberikan pembelaan, menyebut kondisi fisik Striker yang kurang optimum sebagai penyebab performanya yang mengecewakan.

Sementara itu, di kancah internasional, Timnas Cina menunjukkan keseriusannya untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Asosiasi Sepak Bola Cina (CFA) telah menyiapkan strategi termasuk naturalisasi pemain untuk meningkatkan performa tim. Di tengah persaingan ketat ini, legenda Arab Saudi, Hatem Kaimi, juga mendesak federasinya untuk meniru pendekatan Indonesia dalam memanfaatkan pemain keturunan.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi, masa depan sepak bola Indonesia terlihat menjanjikan. Martin Paes percaya bahwa potensi pemain muda tak terbatas, dan ia optimis bahwa generasi baru akan membawa harapan baru bagi Timnas. Sementara perjalanan menuju kualifikasi Piala Dunia 2026 masih panjang, perhatian terhadap perkembangan pemain muda seperti Cahya Supriadi menjadi kunci untuk masa depan yang lebih baik.